Pendidikan Pondok
Pesantren Modern Al-Istiqamah Ngatabaru menekankan pada pembentukan pribadi
mukmin yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran
bebas. Keempat hal tersebut adalah motto pendidikan di Pondok Pesantren Modern
Al-Istiqamah Ngatabaru.
1. Berbudi Tinggi
Berbudi Tinggi atau
yang lazim disebut Al-Akhlakul Al-Karimah adalah landasan yang
paling prinsipil yang ditanamkan Pondok Pesantren Modern Al-Istiqamah Ngatabaru
kepada seluruh santri dan semua elemen yang ada. Penekanan tata krama dan sopan
santun dalam berbagai kondisi menjadi kewajiban. Ini terefleksi dalam pola
hidup dan tingkah laku yang selalu ditekankan dalam pesantren. Seluruh
kehidupan santri diatur dan diukur dari nilai-nilai luhur yang ada dalam konsep
Akhlakul Karimah. Maka, semua yang ada di pondok harus siap menjadi teladan
bagi diri dan orang lain; kiai menjadi teladan bagi semua; guru menjadi
teladan bagi santrinya; dan santri menjadi teladan bagi teman-temannya.
2. Berbadan Sehat
“Al-Aqlu Saliim fii
Jismi Saliim” Akal yang sehat terdapat dalam tubuh yang
sehat, tubuh yang sehat adalah sisi lain yang cukup penting dalam pendidikan di
Pondok Pesantren Modern Al-Istiqamah Ngatabaru. Dengan tubuh yang sehat, para
santri akan dapat melaksanakan aktivitas hidup dan beribadah dengan
sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan
olahraga, dan pemeliharaan asrama yang bersih dan nyaman. Seminggu dua kali
santri diwajibkan lari pagi bersama, disamping jenis olahraga-olahraga lain.
Kegiatan kepanduan juga dimaksudkan untuk melatih fisik santri melalui haiking,
kemah, cadika, dan lain sebagainya.
3. Berpengetahuan
Luas
Para santri di
Pondok Pesantren Modern Al-Istiqamah Ngatabaru akan dididik melalui proses yang
telah dirancang secara sistematik untuk dapat memperluas wawasan dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Seluruh santri tidak hanya diajari pengetahuan
dalam ruang kelas, tetapi lebih dari itu juga diajarkan cara belajar dan untuk
apa dia belajar. Kiai sering berpesan bahwa ilmu pengetahuan itu luas, tak
bertepi dan tanpa batas, tetapi tidak boleh terlepas dari Al Akhlakul
Al Karimah atau budi luhur. Sehingga para santri mengetahui untuk apa
dia belajar dan tahu prinsip untuk apa dia menambah pengetahuan, agar ilmu
pengetahuan itu tidak digunakan pada hal-hal yang akan berdampak merugikan bagi
kemanusiaan.
4. Berpikiran
Bebas
Berpikiran bebas itu tidak berarti bebas tanpa batas, kebebasan berpikir
tidak boleh menghilangkan jati diri seorang muslim sejati. Bebas di sini
maksudnya adalah santri bebas menentukan jalan hidupnya; bebas menentukan
lapangan perjuangannya; termasuk bebas dalam memilih mazhab keyakinannya,
selama kebebasan itu dibenarkan menurut syariat. Karenanya, kebebasan berpikir
itu adalah kematangan dan kedewasaan dari apa yang telah diperolehnya. Motto
ini ditanamkan sesudah santri memiliki budi yang luhur dan sudah berpengetahuan
luas.